Pacaran Terselubung Via Chatting dan HP

Tanya: Aku adalah seorang pemuda. Aku punya hobi main internet dan ngobrol (chatting). Aku hampir tidak pernah chatting dengan cewek.

Jika terpaksa aku chatting dengan cewek maka aku tidaklah berbicara kecuali dalam hal yang baik-baik.

Kurang dari setahun yang lewat ada seorang gadis yang mengajak aku chatting lalu meminta no hp-ku. Aku katakan bahwa aku tidak mau menggunakan hp dan aku tidak ingin membuat Allah murka kepadaku. Continue reading

Puasa dan Hari Raya Bersama Pemerintah

Puasa dan Hari Raya Bersama Pemerintah

Oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Puasa-dan-Hari-Raya-Bersama-Pemerintah-26757_185x185Setiap tahun, menjelang bulan puasa dan hari raya, kaum muslimin di berbagai Negara selalu dibuat ribut oleh sebuah dilema, apakah mereka akan berpuasa dan berhari raya mengikuti Negara masing-masing ataukah mengikuti ru’yah salah satu negara yang lebih dahulu melihat hilal?!

Masalah ini tidak mungkin kita anggap sebagai masalah yang sepeleh, karena berkaitan erat dengan salah satu syi’ar Islam. Akankah syi’ar Islam yang sangat mulia tersebut kita inginkan menjadi sebuah perpecahan dan keributan?!! Inginkah kita melihat persengkatan dan kebingungan orang-orang awam hanya untuk mempertahankan pendapat kita atau kelompok kita dalam masalah ijtihadiyyah seperti ini?!

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami ingin memberikan sedikit kalimat tentang masalah ini, dengan tetap menghormati orang yang menyelisihi pendapat kami. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Continue reading

Cara Cepat Mengatasi Hidung Tersumbat

HerbalPergantian musim gini banyak yang sakit pilek, radang tenggorokan sama flu (Termasuk ane ). Sedikit tips semoga bermanfaat bagi kite-kite yang sedang ditimpa sakit gini hari….

Cara Mengatasi Hidung Tersumbat

Hidung tersumbat entah itu karena flu, sinusitis, kedinginan, alergi atau karena pilek pasti sangat mengganggu.
Saat terjadi flu atau alergi, selaput yang melapisi saluran hidung akan meradang dan mengeluarkan lendir untuk membilas rongga hidung dari kotoran dan alergen penyebab iritasi.

Saat hidung tersumbat karena lendir, yang harus dilakukan adalah menjaga agar sinus tetap lembab. Banyak orang berfikir bahwa udara kering dapat mengurangi cairan hidung berlebih. Mengeringkan mukosa hidung justru memiliki efek yang sebaliknya, membuat cairan yang keluar semakin banyak.

Untuk mengatasinya banyak orang menggunakan dekongestan dalam bentuk semprotan hidung tanpa resep dokter. Tapi obat ini tidak berlaku untuk semua kasus hidung tersumbat, apalagi tanpa pengawasan dari dokter.
Apabila mengalami hidung tersumbat karena flu, alergi atau pilek bisa mencoba pengobatan alami terlebih dahulu yang sudah terbukti dapat melegakan hidung. Cara-cara tersebut antara lain:

Larutan air garam
Campuran steril atau air yang telah direbus dan sedikit garam bisa digunakan untuk mengairi rongga sinus. Mungkin ini sedikit aneh tetapi ada banyak bukti ilmiah dibalik cara ini. Pengairan sinus bisa menggunakan teko kecil yang disebut ‘neti pot’. Air garam membersihkan hidung dan rongga sinus dari kotoran, kuman dan alergen sekaligus melembabkan. Banyak orang mencoba cara ini dengan hasil yang cukup memuaskan.

Kompres Hangat di Wajah
Duduk atau tiduran dengan handuk hangat di wajah dapat meringankan rasa tidak nyaman dan membuka hidung yang tersumbat. Salah satu fungsi hidung untuk menghangatkan dan melembabkan udara pernafasan, menghangatkan hidung dan sinus membuat pembengkakan dan produksi lendir berkurang yang melegakan hidung.

Minyak kayu putih
Menghirup minyak kayu putih dapat membuka sinus yang tersumbat. Bisa juga dengan meminum obat yang berbahan dasar kayu putih untuk membersihkan hidung yang tersumbat.

Menthol
Peppermint mengandung mentol, kita bisa mendapatkan mentol ini dari teh peppermint, permen peppermint atau produk lainnya yang mengandung bahan yang sama. Meskipun tidak sekuat minyak kayu putih tetapi sering membawa dampak yang baik.

Menghirup uap air
Saat menghirup uap anda harus hati-hati jangan terlalu dekat dengan air panas. Uap air menghangatkan sekaligus melembabkan hidung, mengurangi pembesaran khonka hidung yang memproduksi lendir.

Hindari kolam renang yang diklorinasi
Meskipun air melembabkan tetapi klorin di kolam dapat mengiritasi selaput lendir hidung

Hindari alergen
Jika anda menderita alergi, ketahui alergen-alergen apa yang memicu iritasi hidung anda. Bisa dari debu, binatang,makanan, udara dingin, tungau maupun zat kimia. Banyak orang yang tidak sadar bahwa dia alergi pada susu, jika anda sering mengalami hidung tersumbat tanpa diketahui sebabnya cobalah untuk berhenti mengkonsumsi susu dan produk turunannya apabila hidung tersumbat anda membaik setelah berhenti mengkonsumsi susu maka besar kemungkinannya anda alergi terhadap susu.

Sumber : Dari berbagai sumber

Cara Melacak Lokasi/Tempat Teman/Kita Saat Ini Melalui HP (Khusus Pengguna Indosat)

Melacak tempat, ini adalah salah satu fitur indosat, dengan fitur ini pengguna indosat dapat memonitor keberadaan temannya atau pengguna indosat lain, tanpa harus bertanya. Tetapi sebelum itu akan ada pesan konfirmasi yang akan dikirmkan kepada pengguna yang ingin dilacak lokasinya, apakah memperbolehkan ataukah tidak, jika memperbolehkan berarti lokasi langsung dapat dilacak seketika itu, dan tanpa biaya sepeserpun alias gratis. Anda dapat meminta ijin sekali saja jika anda menambahkan ke daftar lacak berkala jadi permintaan izin hanya 1 kali saja seterusnya anda dapat melacak lokasinya tanpa harus ijin kepada nomer lainnya, sayangnya fitur ini hanya untuk pengguna/pelanggan indosat saja, apakah anda tertarik mencobanya?, tetapi saat ini fitur ini hanya melacak menggunakan tower/menara yang sedang digunakan korban, tidak bisa langsun melacak keberadaanya dikarenakan jika bisa langsung melacak maka diperlukan koneksi internet dan biayanya akan menjadi lebih mahal lagi. Selain melacak tempat teman fitur ini juga berguna untuk melacak kita sedang berada didaerah mana. Untuk caranya anda bisa mengikuti langkah-langkah dibawah ini :

Cara melacak lokasi/tempat teman saat ini :

  1. Masukan *123*8*2*1*1# lalu tekan Yes/Call
  2. Kemudian anda akan diminta memasukan nomer telepon teman anda, masukan nomer telepon teman anda (Indosat saja) lalu tekan OK
  3. Selanjutnya akan ada pesan masuk/inbox yang berisi, “Permintaan konfirmasi akan dikirimkan ke 6285730904*** …..” Maka seketika itu teman anda akan mendapat pesan yang berisi kurang lebih “Nomer 6285709612*** ingin melacak lokasi anda balas/reply Y jika ya atau N jika tidak”
  4. Jika teman anda membalas Y maka anda dapat dapat melacak lokasi teman anda dan langsung mendapat inbox baru yang berisi alamat seperti ini kurang lebih isi pesanya “07 Apr 2013 09:29:03 Temanmu 6285730904*** berada di sekitar Jl.Karangrejo BRt, Karangrejo Magetan, Jatim Peta : htpp://tinyurl.com/ubbasaw1” jika teman anda membalas N maka anda tidak dapat melacak lokasi teman anda.
  5. Untuk melacak lokasi teman anda tanpa harus meminta ijin berkali-kali setiap ingin melacak, cukup ketik DaftarNomer HP teman anda Kirim ke 945 
  6. Selamat mencoba dan semoga berhasil

Untuk melacak lokasi anda saat ini, ikuti langkah berikut ini :

  1. Masukan*123*8*2*2*1# lalu tekan Yes/Call
  2. Kemudian akan ada info bahwa pesan anda sedang di proses
  3. Maka akan muncul  inbox/pesan masuk dari 945 yang berisi kurang lebih seperti ini : “07 Apr 2013 09:29:03 Temanmu 6285730904*** berada di sekitar Jl.Karangrejo BRt, Karangrejo Magetan, Jatim Peta : htpp://tinyurl.com/ubbasaw1”
  4. Selamat mencoba dan semoga berhasil

Cara ini hanya dapat digunakan oleh operator/pengguna indosat saja, sekian artikel saya kali ini.

Sumber : http://www.njajalae.com/2013/01/emoticon-untuk-chat-obrolan-facebook-baru-2013.html

Standart Emoticon List Facebook 2013

emoti
Facebook Smile Emoticon
Smiley emoticon
🙂
Facebook Grin Emoticon
Big smile emoticon
😀
Facebook Frown Emoticon
Sad emoticon
😦
Facebook Cry Emoticon
Crying emoticon
😥
Facebook Smiley With Tongue Out
Tongue out emoticon
😛
Facebook Angel Smiley
Angel emoticon
O:)
Facebook Devil Smiley Emoticon
Devil emoticon
3:)
Facebook Confused Smiley
Confused emoticon
o.O
Facebook Winking Smiley
Wink emoticon
😉
Facebook Gasp Emoticon
Surprised emoticon
:O
Facebook Squint Smiley
Squint emoticon
-_-
Facebook Angry Smiley
Angry emoticon
>:O
Facebook Kiss Smiley
Kiss emoticon
:*
Facebook Heart Symbol
Heart emoticon
Facebook Chris Putnam Smiley
Chris Putnam emoticon
:putnam:
Facebook Kiki Smiley
Kiki emoticon
^_^
Facebook Glasses Smiley
Glasses emoticon
8)
Facebook Sunglasses Smiley
Sunglasses emoticon
8|
Facebook Shark Smiley
Shark emoticon
(^^^)
Facebook Robot Smiley
Robot emoticon
:|]
Facebook 42 Smiley
42 emoticon
:42:
Facebook Grumpy Smiley
Grumpy emoticon
😡
Facebook Pacman Emoticon
Pacman emoticon
:v
Facebook Unsure Smiley
Unsure
:/
Facebook Curly Lips
Curly lips emoticon
:3
Facebook Penguin Smiley
Penguin emoticon
<(“)
(y) Thumb Up Like Facebook Emoticon
Thumb Up *New
(y)
Poop - New Facebook Emoticon
Poop *New
:poop:

ADZAN TELAH MEMBUAT DIA SEMBUH DAN SEHAT


  1. Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
    Dering suara Hand Phone (HP) di malam nan sunyi membangunkan tidur Ustadz Abdurahman yang sedang beristirahat di rumahnya. Saat itu jam menunjukkan pukul 10 malam. Dilayar HP beliau Muncul nomor yang tidak dikenal.

    Beliau sebenarnya tidak ingin mengangkatnya, namun karena beliau penasaran akhirnya beliau mengangkatnya dan mulai menyapa, “Assalamu’alaikum, siapa ini?”.

    Kemudian penelpon itu menjawab “Wa’alaikumussalam, Ini Ahmad, ustadz, maaf saya mengganggu ustadz malam ini. Ustadz, saya mohon datanglah kesini, saudara saya sedang kritis, dia baru saja kecelakaan dan dokternya mengatakan kalau dia sudah tidak bisa berbuat banyak, tolonglah kami ustadz!”.

    Ustad Abdurrahman baru paham kalau yang menelpon barusan adalah salah seorang pengurus masjid besar Bully, New South Wales Australia.

    Ustad Abdurrahman mengenal Ahmad karena di daerahnya, pengurus masjid terdaftar dengan rapi dan mendapat pengakuan dari pemerintah. Mereka sering bertemu apabila ada acara Fun Raising, Ied Festival, bahkan acara-acara yang diadakan oleh pemerintah Australia.

    Sejenak Ustad Abdurrahman bangun dari tempat tidurnya. Kemudian beliau bergegas berangkat setelah mendapatkan nomor kamar di sebuah Rumah Sakit dari si penelpon.

    “Assalamualaikum,” sapanya ketika memasuki ruangan dimana Abdullah terbaring tak berdaya. Perban serta bau obat meliputi disekujur tubuhnya.

    “Wa’alaikumussalam, Alhamdulillah, Ustad, terimakasih atas kedatangannya, saya mohon ucapkanlah sesuatu untuk Abdullah, dokter sudah tidak mampu berbuat banyak dan mengatakan jika dia akan meninggal…, tolong katakan sesuatu pada Abdullah.” Pinta kakaknya dengan menangis.

    Beliau memandang di sekitar ruangan itu telah ada beberapa keluarga yang juga menangis. “Baik, saya akan mencoba bercakap-cakap dengannya, tolong jangan menangis disini karena hanya akan membuatnya tidak bisa berkata apa apa (sedih),” kata Ustad Abdurrahman. Kemudian beliau mendekat ke tubuh Abdullah yang penuh dengan luka.

    Dilihatnya sebuah sosok yang masih hidup, tetapi tidak bergerak sedikitpun, bahkan menggerakkan bibir dan mengedipkan mata saja ia tak mampu. Kemudian Ustad Abdurrahman duduk tepat disebelah kanan kepala Abdullah, sehingga memungkinkan beliau untuk berbicara ditelinga Abdullah dengan jarak paling dekat.

    Sejenak Beliau berdoa dan kemudian menggenggam lemah tangan Abdullah. “Assalamu’alaikum saudaraku, saya Ustad Abdurrahman dari Wollongong. Saudaraku, saya datang kesini untuk menemuimu, saya tahu kamu adalah muslim yang baik, kamu telah menolong Allah untuk mengumandangkan adzan setiap hari di masjid.

    Kamu mengingatkan orang-orang untuk sholat di masjid, saya yakin kalau Allah dan semua orang menyayangi kamu, Alloh akan menolong kamu, Dia akan memberimu kesehatan dan kebahagiaan.

    Saudaraku, kami masih ingin mendengar engkau mengumandangkan adzan dimasjid, dapatkah engkau melakukannya, Allah akan menyukainya, Tolong engkau kumandangkan adzan untuk kami……..

    Sejenak terlihat airmata keluar dari kedua matanya dan menetes melewati pipi Abdullah. Tak berapa lama kelopak matanya bergerak-gerak perlahan, kemudian matanya membuka sedikit demi sedikit. Bibirnyapun kemudian bergerak-gerak perlahan, seolah ia berusaha untuk mengumandangkan adzan.

    Ustad Abdurrahman memandang wajah Abdullah dengan tersenyum, “Alhamdulillah” teruskan saudaraku, kumandangkan adzan untuk kami.

    Dan Masya Allah, secara tidak diduga monitor alat pendeteksi jantung yang dipasangkan di tubuh Abdullah menunjukkan kerja jantung yang berangsur-angsur normal, itu menunjukkan jika Abdulloh telah melewati masa kritisnya.

    Ahmad yang mengetahui hal itu kemudian melakukan sujud syukur di dalam ruangan itu, kemudian diikuti saudaranya yang lain. Ahmad memeluk Ustad Abdurrahman dan berkali-kali mengucapkan terima kasih.

    Tak berapa lama Sang Dokter muncul kembali dan mengecek kesehatan Abdullah. Seraya bertanya, “Apa yang terjadi? Apa yang telah kamu berikan kepadanya?” Ia bertanya kepada Ahmad yang berada di dekatnya. “Adzan” Jawab Ahmad dengan tersenyum.

    “Adzan? Apakah adzan yang telah menyembuhkannya? Tanya sang dokter kepada Ustad Abdurrahman yang juga masih berada disitu? “Ya, Allah menyembuhkannya dengan Adzan,” jawab Ustad Abdurrahman dengan tersenyum pula.

    Sang dokter yang bukan muslim tersebut semakin terheran-heran, kemudian ia mengangguk-angguk, ikut tersenyum dan berkata kepada Ustad Abdurrahman.

    “Suatu hari saya ingin bertanya kepadamu tentang ADZAN, tolong beri aku nomer yang bisa dihubungi,” katanya. “Dengan senang hati dokter,” jawab Ustad Abdurrahman penuh keyakinan.

    “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Fushshilat: 33)

    “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (QS. Muhammad [47] : 7)

    Wallahu’alam bishshawab

    Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah

    Sumber : dikutip,com/2011/12/adzan-telah-membuat-dia-sembuh-dan,html

Hudzaifah Bin Yaman ( Shoohibu Sirri Rasuulillah )

Hudzaifah Bin YamanSahabat tokoh penaklukan ini banyak memegang rahasia-rahasia Nabi. Khalifah Umar bin Khattab ra. mengangkatnya menjadi pemerinah di Madain. Pada tahun 642 M, dia berhasil mengalahkan pasukan Persia dalam perang Nahawand, kemudian dia mengikuti perang penaklukan Jazirah Arab dan akhirnya meninggal di kota Madain.

“Jika engkau ingin digolongkan kepada Muhajirin, engkau memang Muhajir. Dan jika engkau ingin digolongkan kepada Anshar, engkau memang seorang Anshar. Pilihlah mana yang engkau sukai. “

Itulah kalimat yang diucapkan Rasulullah kepada Hudzaifah Ibnul Yaman, ketika bertemu pertama kali di Mekah. Mengenai pilihan itu, apakah beliau tergolong Muhajirin atau Anshar ada kisah tersendiri bagi Hudzaifah.

Al-Yaman, ayah Hudzaifah, adalah orang Mekah dari Bani Abbas. Karena sebuah utang darah dalam kaumnya, dia terpaksa menyingkir dari Mekah ke Yastrib (Madinah). Di sana dia meminta perlindungan kepada Bani Abd Asyhal dan bersumpah setia pada mereka untuk menjadi keluarga dalam persukuan Bani Abd Asyhal. Ia kemudian menikah dengan anak perempuan suku Asyhal. Dari perkawinannya itu, lahirlah anaknya, Hudzaifah. Maka, hilanglah halangan yang menghambat Al-Yaman untuk memasuki kota Mekah. Sejak itu dia bebas pulang pergi antara Mekah dan Madinah. Meski demikian, dia lebih banyak tinggal dan menetap di Madinah.

Ketika Islam memancarkan cahanya ke seluruh Jazirah Arab, Al-Yaman termasuk salah seorang dari sepuluh orang Bani Abbas yang berkeinginan menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Ini semua terjadi sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Sesuai dengan garis keturunan yang berlaku di negeri Arab, yaitu garis keturunan bapak (patriach), maka Hudzaifah adalah orang Mekah yang lahir dan dibesarkan di Madinah.

Hudzaifah Ibnul Yaman lahir di rumah tangga muslim, dipelihara dan dibesarkan dalam pangkuan kedua ibu bapaknya yang telah memeluk agama Allah, sebagai rombongan pertama. Karena itu, Hudzaifah telah Islam sebelum dia bertemu muka dengan Rasulullah .

Kerinduan Hudzaifah hendak bertemu dengan Rasulullah memenuhi setiap rongga hatinya. Sejak masuk Islam, dia senantiasa menunggu-nunggu berita, dan nyinyir bertanya tentang kepribadian dan ciri-ciri beliau. Bila hal itu dijelaskan orang kepadanya, makin bertambah cinta dan kerinduannya kepada Rasulullah.

Pada suatu hari dia berangkat ke Mekah sengaja hendak menemui Rasulullah. Setelah bertemu, Hudzaifah bertanya kepada beliau, “Apakah saya ini seorang Muhajir atau Anshar, ya Rasulullah?”

Jawab Rasulullah, “Jika engkau ingin disebut Muhajir engkau memang seorang muhajir dan jika engkau ingin disebut Anshar, engkau memang orang Anshar. Pilihlah mana yang engkau sukai.”

 Hudzaifah menjawab, “Aku memilih Anshar, ya Rasulullah!”

Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, Hudzaifah selalu mendampingi beliau bagaikan seorang kekasih. Hudzaifah turut bersama-sama dalam setiap peperangan yang dipimpinnya, kecuali dalam Perang Badar. Mengapa dia tidak ikut dalam Perang Badar? Soal ini pernah diceritakan oleh Hudzaifah. Ia berkata, “Yang menghalangiku untuk turut berperang dalam peperangan Badar karena saat itu aku dan bapakku sedang pergi keluar Madinah. Dalam perjalanan pulang, kami ditangkap oleh kaum kafir Quraisy seraya bertanya, “Hendak ke mana kalian?”

Mereka menjawab, “Ke Madinah!”
Mereka bertanya, “Kalian hendak menemui Muhammad?”
“Kami hendak pulang ke rumah kami di Madinah,” jawab kami.
Mereka tidak bersedia membebaskan kami, kecuali dengan perjanjian bahwa kami tidak akan membantu Muhammad, dan tidak akan memerangi mereka. Sesudah itu barulah kami dibebaskannya.

Setelah bertemu dengan Rasulullah , kami menceritakan kepada beliau peristiwa tertangkapnya kami oleh kaum kafir Quraisy dan perjanjian dengan mereka. Lalu, kami bertanya kepada beliau tentang apa yang harus kami lakukan.

Rasulullah menjawab, “Batalkan perjanjian itu, dan marilah kita mohon pertolongan Allah untuk mengalahkan mereka!”

Dalam Perang Uhud, Hudzaifah ikut memerangi kaum kafir bersama dengan ayahnya, Al-Yaman. Dalam perang itu, Hudzaifah mendapat cobaan besar. Dia pulang dengan selamat, tetapi bapaknya syahid oleh pedang kaum muslimin sendiri, bukan kaum musyrikin.

Berikut kisahnya, pada hari terjadinya Perang Uhud, Rasulullah menugaskan Al-Yaman (ayah Hudzaifah) dan Tsabit bin Waqsy mengawal benteng tempat para wanita dan anak-anak, karena keduanya sudah lanjut usia. Ketika perang memuncak dan berkecamuk dengan sengit, Al-Yaman berkata kepada temannya, “Bagaimana pendapatmu, apalagi yang harus kita tunggu. Umur kita tinggal seperti lamanya kita menunggu keledai minum dengan puas. Kita mungkin saja mati hari ini atau besok. Apakah tidak lebih baik bila kita ambil pedang, lalu menyerbu ke tengah-tengah musuh membantu Rasulullah. Mudah-mudahan Allah memberi kita rezeki menjadi syuhada bersama-sama dengan nabi-Nya.” Keduanya lalu mengambil pedangnya dan terjun ke medan pertempuran.

Tsabit bin Waqsy memperoleh kemuliaan di sisi Allah. Dia syahid di tangan kaum musyrikin. Tetapi, Al-Yaman menjadi sasaran pedang kaum muslimin sendiri, karena mereka tidak mengenalnya. Hudzaifah berteriak, “Itu bapakku …! Itu bapakku …!” Tetapi sayang, tidak seorang pun yang mendengar teriakannya, sehingga bapaknya jatuh tersungkur oleh pedang teman-temannya sendiri. Hudzaifah tidak berkata apa-apa, kecuali hanya berdoa kepada Allah, “Semoga Allah Taala mengampuni kalian, Dia Maha Pengasih dari yang paling pengasih.”

Rasulullah memutuskan untuk membayar tebusan darah (diyat) bapak Hudzaifah kepada anaknya, Hudzaifah. Hudzaifah berkata, “Bapakku menginginkan supaya dia mati syahid. Keinginannya itu kini telah dicapainya. Wahai Allah! Saksikanlah, sesungguhnya aku menyedekahkan diyat darah bapakku kepada kaum muslimin.”

 Maka, dengan pernyataannya itu, penghargaan Rasulullah terhadap Hudzaifah bertambah tinggi dan mendalam.

 Rasulullah menilai dalam pribadi Hudzaifah Ibnul Yaman terdapat tiga keistimewaan yang menonjol. Pertama, cerdas, sehingga dia dapat meloloskan diri dalam situasi yang serba sulit. Kedua, cepat tanggap, berpikir cepat, tepat dan jitu, yang dapat dilakukannya setiap diperlukan. Ketiga, cermat memegang rahasia, dan berdisplin tinggi, sehingga tidak seorang pun dapat mengorek yang dirahasiakannya.

Sudah menjadi salah satu kebijaksanaan Rasulullah, berusaha menyingkap keistimewaan para sahabatnya dan menyalurkannya sesuai dengan bakat dan kesanggupan yang terpendam dalam pribadi masing-masing mereka. Yakni, menempatkan seseorang pada tempat yang selaras.

Kesulitan terbesar yang dihadapi kaum muslimin di Madinah ialah kehadiran kaum Yahudi munafik dan sekutu mereka, yang selalu membuat isu-isu dan muslihat jahat, yang selalu dilancarkan mereka terhadap Rasulullah dan para sahabat. Untuk menghadapi kesulitan ini, Rasulullah mempercayakan suatu yang sangat rahasia kepada Hudzaifah Ibnul Yaman, dengan memberikan daftar nama orang munafik itu kepadanya. Itulah suatu rahasia yang tidak pernah bocor kepada siapa pun hingga sekarang, baik kepada para sahabat yang lain atau kepada siapa saja. Dengan mempercayakan hal yang sangat rahasia itu, Rasulullah menugaskan Hudzaifah memonitor setiap gerak-gerik dan kegiatan mereka, untuk mencegah bahaya yang mungkin dilontarkan mereka terhadap Islam dan kaum muslimin. Karena inilah, Hudzaifah Ibnul Yaman digelari oleh para sahabat dengan Shaahibu Sirri Rasulullah (Pemegang Rahasia Rasulullah).

Suatu ketika, Rasulullah memerintahkan Hudzaifah melaksanakan suatu tugas yang amat berbahaya, dan membutuhkan keterampilan luar biasa untuk mengatasinya. Karena itulah, beliau memilih orang yang cerdas, tanggap, dan berdisiplin tinggi. Peristiwa itu terjadi pada puncak peperangan Khandaq. Kaum muslimin telah lama dikepung rapat oleh musuh, sehingga mereka merasakan ujian yang berat, menahan penderitaan yang hampir tidak tertangguhkan, serta kesulitan-kesulitan yang tidak teratasi. Semakin hari situasi semakin gawat, sehingga menggoyahkan hati yang lemah. Bahkan, menjadikan sementara kaum muslimin berprasangka yang tidak wajar terhadap Allah .

Namun begitu, pada saat kaum muslimin mengalami ujian berat dan menentukan itu, kaum Quraisy dan sekutunya yang terdiri dari orang-orang musyrik tidak lebih baik keadaannya daripada yang dialami kaum muslimin. Karena murka-Nya, Allah menimpakan bencana kepada mereka dan melemahkan kekuatannya. Allah meniupkan angin topan yang amat dahsyat, sehingga menerbangkan kemah-kemah mereka, membalikkan periuk, kuali, dan belanga, memadamkan api, menyiramkan muka mereka dengan pasir dan menutup mata dan hidung mereka dengan tanah.

Pada situasi genting dalam sejarah setiap peperangan, pihak yang kalah ialah yang lebih dahulu mengeluh dan pihak yang menang ialah yang dapat bertahan menguasai diri melebihi lawannya. Dalam detik-detik seperti itu, amat diperlukan informasi secepatnya mengenai kondisi musuh, untuk menetapkan penilaian dan landasan dalam mengambil putusan melalui musyawarah.

Ketika itulah Rasulullah membutuhkan keterampilan Hudzaifah Ibnul Yaman untuk mendapatkan info-info yang tepat dan pasti. Maka, beliau memutuskan untuk mengutus Hudzaifah ke jantung pertahanan musuh, dalam kegelapan malam yang hitam pekat. Marilah kita dengarkan dia bercerita, bagaimana dia melaksanakan tugas maut tersebut.

Hudzaifah berkata, “Malam itu kami (tentara muslimin) duduk berbaris, Abu Sufyan dengan dua baris pasukannya kaum musyrikin Mekah mengepung kami sebelah atas. Orang-orang Yahudi Bani Quraizhah berada di sebelah bawah. Yang kami khawatirkan ialah serangan mereka terhadap para wanita dan anak-anak kami. Malam sangat gelap. Belum pernah kami alami gelap malam yang sepekat itu, sehingga tidak dapat melihat anak jari sendiri. Angin bertiup sangat kencang, sehingga desirannya menimbulkan suara bising yang memekakkan. Orang-orang lemah iman, dan orang-orang munafik minta izin pulang kepada Rasulullah, dengan alasan rumah mereka tidak terkunci. Padahal, sebenarnya rumah mereka terkunci.

Setiap orang yang minta izin pulang diberi izin oleh Rasulullah, tidak ada yang dilarang atau ditahan beliau. Semuanya keluar dengan sembunyi-sembunyi, sehingga kami yang tetap bertahan hanya tinggal 300 orang.

Rasulullah berdiri dan berjalan memeriksa kami satu per satu. Setelah beliau sampai di dekatku, aku sedang meringkuk kedinginan. Tidak ada yang melindungi tubuhku dari udara dingin yang menusuk-nusuk, selain sehelai sarung butut kepunyaan istriku, yang hanya dapat menutupi hingga lutut. Beliau mendekatiku yang sedang menggigil, seraya bertanya, “siapa ini!”

“Hudzaifah!” jawabku.

“Hudzaifah!” tanya Rasulullah minta kepastian. “Aku merapat ke tanah, sulit berdiri karena sangat lapar dan dingin.”

“Betul, ya Rasulullah!” jawabku.

“Ada beberapa peristiwa yang dialami musuh. Pergilah engkau ke sana dengan sembunyi-sembunyi untuk mendapatkan data-data yang pasti, dan laporkan kepadaku segera …!” kata beliau memerintah.

Aku bangun dengan ketakutan dan kedinginan yang sangat menusuk. Maka, Rasulullah berdoa, “Wahai Allah! lindungilah dia, dari hadapan, dari belakang, kanan, kiri, atas, dan dari bawah.”

Demi Allah! Sesudah Rasulullah selesai berdoa, ketakutan yang menghantui dalam dadaku dan kedinginan yang menusuk-nusuk tubuhku hilang seketika, sehingga aku merasa segar dan perkasa. Tatkala aku memalingkan diriku dari Rasulullah, beliau memanggilku dan berkata, “Hai, Hudzaifah! sekali-kali jangan melakukan tindakan yang mencurigakan mereka sampai tugasmu selesai, dan kembali kepadaku!”

Jawabku, “Saya siap, ya Rasulullah!”

Lalu, aku pergi dengan sembunyi-sembunyi dan hati-hati sekali, dalam kegelapan malam yang hitam kelam. Aku berhasil menyusup ke jantung pertahanan musuh dengan berlagak seolah-olah aku anggota pasukan mereka. Belum lama aku berada di tengah-tengah mereka, tiba-tiba terdengar Abu Sufyan memberi komando.

Ia berkata, “Hai, pasukan Quraisy! dengarkan aku berbicara kepada kamu sekalian. Aku sangat khawatir, hendaknya pembicaraanku ini jangan sampai terdengar oleh Muhammad. Karena itu, telitilah lebih dahulu setiap orang yang berada di samping kalian masing-masing!”

Mendengar ucapan Abu Sufyan, aku segera memegang tangan orang yang di sampingku seraya bertanya, “Siapa kamu?” Jawabnya, “Aku si Anu, anak si Anu!”

Sesudah dirasanya aman, Abu Sufyan melanjutkan bicaranya, “Hai, pasukan Quraisy! demi Tuhan! Sesungguhnya kita tidak dapat bertahan di sini lebih lama lagi. Hewan-hewan kendaraan kita telah banyak yang mati. Bani Quraizhah berkhianat meninggalkan kita. Angin topan menyerang kita dengan ganas seperti kalian rasakan. Karena itu, berangkatlah kalian sekarang dan tinggalkan tempat ini. Sesungguhnya aku sendiri akan berangkat.”

Selesai berkata demikian, Abu Sufyan kemudian mendekati untanya, melepaskan tali penambat, lalu dinaiki dan dipukulnya. Unta itu bangun dan Abu Sufyan langsung berangkat. Seandainya Rasulullah tidak melarangku melakukan suatu tindakan di luar perintah sebelum datang melapor kepada beliau, sungguh telah kubunuh Abu Sufyan dengan pedangku.

Aku kembali ke pos komando menemui Rasulullah. Kudapati beliau sedang salat di tikar kulit, milik salah seorang istrinya. Tatkala beliau melihatku, didekatkannya kakinya kepadaku dan diulurkannya ujung tikar menyuruhku duduk di dekatnya. Lalu, kulaporkan kepada beliau segala kejadian yang kulihat dan kudengar. Beliau sangat senang dan bersuka hati, serta mengucapkan puji dan syukur kepada Allah .

Hudzaifah Ibnul Yaman sangat cermat dan teguh memegang segala rahasia mengenai orang-orang munafik selama hidupnya, sampai kepada seorang khalifah sekalipun yang mencoba mengorek rahasia tetap ia tidak mau membocorkannya. Sampai-sampai khalifah Umar bin Khathtab r.a. ada orang muslim yang meninggal, dia bertanya, “Apakah Hudzaifah turut menyalatkan jenazah orang itu ?” Jika mereka menjawab, “Ada,” beliau turut menyalatkannya.

Suatu ketika, Khalifah Umar pernah bertanya kepada Hudzaifah dengan cerdik,”Adakah di antara pegawai-pegawaiku orang munafik?”

Jawab Hudzaifah,”Ada seorang!”

“Tolong tunjukkan kepadaku siapa?” kata Umar.

Hudzaifah menjawab, “Maaf Khalifah, saya dilarang Rasulullah mengatakannya.”

“Seandainya kautunjukkan, tentu Khalifah akan langsung memecat pegawai yang bersangkutan,” kata Hudzaifah bercerita.

Namun begitu, amat sedikit orang yang mengetahui bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman sesungguhnya adalah pahlawan penakluk Nahawand, Dainawar, Hamadzan, dan Rai. Dia membebaskan kota-kota tersebut bagi kaum muslimin dari genggaman kekuasaan Persia yang menuhankan berhala. Hudzaifah juga termasuk tokoh yang memprakarsai keseragaman mushhaf Alquran, sesudah kitabullah itu beraneka ragam coraknya di tangan kaum muslimin. Dan Hudzaifah, hamba Allah yang sangat takut kepada Allah, dan sangat takut akan siksanya.

Ketika Hudzaifah sakit keras menjelang ajalnya tiba, beberapa orang sahabat datang mengunjunginya pada tengah malam. Hudzaifah bertanya kepada mereka,”Pukul berapa sekarang?”

Mereka menjawab, “Sudah dekat Subuh.”

Hudzaifah berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari Subuh yang menyebabkan aku masuk neraka.”

Ia bertanya kembali, “Adakah tuan-tuan membawa kafan?”

Mereka menjawab, “Ada.”

Hudzaifah berkata, “Tidak perlu kafan yang mahal. Jika diriku baik dalam penilaian Allah, Dia akan menggantinya untukku dengan kafan yang lebih baik. Dan, jika aku tidak baik dalam pandangan Allah, Dia akan menanggalkan kafan itu dari tubuhku.” Sesudah itu dia berdoa kepada Allah, “Wahai Allah! sesungguhnya Engkau tahu, aku lebih suka fakir daripada kaya, aku lebih suka sederhana daripada mewah, aku lebih suka mati daripada hidup.”

Sesudah berdoa rohnya berangkat. Seorang kekasih Allah kembali kepada Allah dalam kerinduan. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya. Wallahu a’lam bish-shawab.

Sumber: Shuwar min Hayaatis Shahabah, karya Doktor ‘Abdurrahman Ra’fat Basya

Distribusi Soal UN 2013

Distribusi Soal UN 2013

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Harun menempelkan kertas segel pada mobil pengangkut paket soal Ujian Nasional (UN) sesaat sebelum diberangkatkan di sebuah pabrik percetakan di Gedangan, Sidoarjo, Jatim, Jum’at (5/4). Distribusi paket soal Ujian Nasional (UN) untuk kepulauan di Jawa Timur mulai dilakukan untuk mengantisipasi kondisi cuaca yang kurang menentu beberapa pekan terakhir. (ANTARA/Dwi Agus Setiawan)

Bahaya Hadist Palsu Dalam Merusak Aqidah Umat Islam

ketika pena berbicaraTersebarnya hadits-hadits palsu di tengah kaum Muslimin termasuk musibah besar yang akan merusak agama dan keyakinan umat. Karena mayoritas hadits tersebut mengandung perkara yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang lurus, bahkan di antaranya ada yang jelas-jelas berisi kekufuran kepada Allâh Ta’âla.[1]

Kerusakan yang ditimbulkan hadits-hadits palsu menjadi lebih parah lagi dikarenakan kebodohan mayoritas umat Islam terhadap agama mereka, sehingga mudah terpengaruh dan menerima semua ucapan yang dinisbatkan (disandarkan/berasal dari) kepada Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang sampai ke telinga mereka, tanpa berusaha mencari kejelasan tentang mana hadits yang shahîh dan mana yang lemah, bahkan palsu.

Tentu saja, kondisi ini akan berakibat fatal, karena nantinya kerusakan yang terdapat pada hadits-hadits palsu tersebut akan diterima dan diyakini oleh mereka sebagai kebenaran. Oleh karena itulah, para ulama Ahli Hadits dari dulu sampai sekarang, selalu berusaha menjelaskan kedudukan hadits-hadits yang tersebar di kalangan kaum Muslimin (benar atau tidaknya penisbatan hadits-hadits tersebut kepada Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam) sebagai pembelaan terhadap Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, sekaligus juga menjadi bukti penjagaan Allâh Ta’âla terhadap kemurnian syariat Islam sampai di akhir zaman.

Allâh Ta’âla berfirman:

(QS al-Hijr/15: 9)

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al- Qur’an,
dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjaganya
(QS al-Hijr/15:9)[2]

Penjagaan terhadap al-Qur`ân dalam ayat ini mencakup penjagaan terhadap hadits-hadits Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam, karena Allâh Ta’âla menjaga kemurnian al-Qur`ân pada lafazh (teks) dan kandungan maknanya[3], sedangkan kandungan makna al-Qur`ân yang benar dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahîh dari Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allâh Ta’âla :

(QS. an-Nahl/16: 44)

Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur`ân,
agar kamu menjelaskan kepada umat manusia
(kandungan makna al-Qur’an) yang telah diturunkan kepada mereka,
supaya mereka memikirkan
(QS. an-Nahl/16: 44)

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullâh berkata,

“Sunnah (hadits-hadits Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam ) adalah penjabar dan penjelas makna al-Qur`ân”[4].

Imam Muhammad bin Ibrâhîm al-Wazîr rahimahullâh, ketika menjelaskan makna ayat di atas, beliau berkata:

“Firman Allâh Ta’âla ini mengandung pengertian bahwa syariat (yang dibawa oleh) Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam akan selalu terjaga dan sunnah (hadits-hadits) beliau n akan senantiasa terpelihara”[5].

Dari situ, Imam Besar penghafal hadits Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam dari kalangan Atbâ’ut Tâbi’în yang terkenal, ‘Abdullâh bin Mubârak rahimahullâh, ketika beliau ditanya tentang banyaknya hadits-hadits palsu yang tersebar, beliau menjawab:

“Para Ulama yang menekuni hadits Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam (telah mencurahkan) hidup mereka untuk (meneliti dan menjelaskan) hadits-hadits tersebut”. Kemudian beliau membaca ayat di atas[6].

Para Ulama tersebut melakukan semua itu dalam rangka melaksanakan kewajiban menasehati kaum Muslimin agar menjauhi segala keburukan yang akan merusak agama mereka, juga untuk tidak ikut serta dalam menyebarkan hadits-hadits yang tidak benar penisbatannya kepada Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Perbuatan ini termasuk perbuatan dosa yang paling besar di sisi Allâh Ta’âla, karena mengandung unsur berdusta atas nama Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam.

Berdusta atas nama beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam, tidak sama dengan berdusta atas nama orang selain beliau, sebagaimana sabda beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam:

“Sesungguhnya berdusta atas (nama)ku tidak sama dengan berdusta atas (nama) orang lain. Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaknya dia menempati tempat duduknya di neraka”[7].

Berdusta atas nama Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam berarti berdusta atas nama Allâh Ta’âla dan menetapkan ketentuan syariat yang tidak diizinkan oleh Allâh Ta’âla.

Allâh Ta’âla berfirman:

(QS. asy-Syûrâ/42: 21)

Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu (selain Allâh)
yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allâh?
(QS. asy-Syûrâ/42: 21)

Imam as-Sakhâwi rahimahullâh berkata:

“Sesungguhnya berdusta atas (nama) Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam tidak sama dengan berdusta atas (nama) orang selain beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Sehingga para ulama (ahli hadits) yang memiliki ilmu yang mendalam telah bersepakat (mengatakan) bahwa berdusta atas (nama) Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam termasuk perbuatan dosa yang paling besar. Beberapa imam dan ulama besar Islam menyatakan dengan tegas bahwa orang yang melakukan perbuatan ini tidak diterima taubatnya. Bahkan Syaikh Abu Muhammad al-Juwaini rahimahullâh (berpendapat) sangat keras (dalam masalah ini) sehingga beliau mengkafirkan orang yang melakukan perbuatan ini serta memperingatkan (dengan keras) akan fitnah dan bahayanya”[8].

Ancaman dalam hadits di atas juga berlaku bagi orang yang selalu menukil dan menyebarkan semua hadits yang dinisbatkan kepada Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam tanpa berusaha mencari kejelasan makna hadits yang benar dan mana yang tidak benar, karena tentu saja tidak semua hadits yang didengar atau dibacanya shahîh (benar penisbatannya kepada Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam). Bahkan tidak tertutup kemungkinan banyak di antaranya yang lemah atau palsu.

Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan hal ini dalam sabda beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam :

“Cukuplah seseorang (dinilai) berdusta
jika dia menceritakan semua yang didengarnya “ [9] [10]

Oleh karena itu, Imam Ibnu Hibbân al-Busti rahimahullâh dalam kitab Shahih Ibnu Hibbân[11] mencantumkan pasal khusus untuk menjelaskan makna ancaman dalam hadits di atas, yaitu “Pasal: penjelasan (tentang) ancaman masuk neraka bagi orang yang menisbatkan suatu (perkataan) kepada Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam padahal dia tidak mengetahui keshahîhan (benarnya penisbatan) hadits tersebut”.

Kemudian Imam Ibnu Hibbân rahimahullâh membawakan hadits Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam dengan sanadnya, dari Abu Hurairah radhiyallâhu’anhu bahwa Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang berkata atas (nama) ku
(dengan) sesuatu yang tidak pernah aku ucapkan,
maka hendaknya dia menempati tempat duduknya di neraka”.

Menurut Syaikh al-Albâni hadits ini berderajat hasan [12]. Setelah itu, beliau juga membawakan hadits Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam dengan sanad beliau, dari Samurah bin Jundub radhiyallâhu’anhu bahwa Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang menyampaikan sebuah hadits dariku
yang telah diketahui bahwa hadits tersebut adalah dusta,
maka dia adalah salah seorang dari dua pendusta”.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam muqaddimah Shahîh Muslim (1/7).

Faktor-faktor yang kami sebutkan di atas menjadi pendorong kami untuk berperan serta dalam rubrik baru tentang hadits-hadits palsu yang tersebar di masyarakat. Kami sertakan juga penjelasan ringkas tentang perawi yang tertuduh memalsukan hadits tersebut, nukilan dari para ulama ahli hadits yang menghukuminya sebagai hadits palsu, dan keburukan yang dikandung dalam makna hadits tersebut. Kami berharap semoga menjadi nasehat bagi kaum Muslimin agar mereka hanya mengambil pemahaman agama Islam yang lurus dari sumber yang dijamin kemurniannya, yaitu al-Qur`ân dan hadits-hadits yang shahîh dari Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam dengan pemahaman yang benar dari penjelasan para Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Wallâhu a’lam.

Hadits Palsu (1)

نِـيَّةُ الْـمُؤْمِـنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ وَنِـيَّةُ الْفَاجِرِ شَرٌّ مِنْ عَمَلِهِ

Niat orang Mukmin lebih baik dari amal perbuatannya
dan niat orang yang rusak (imannya) lebih buruk dari amal perbuatannya

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Qudha’i rahimahullâh dalam Musnad asy-Syihâb no. 141 dengan sanadnya dari Nawwâs bin Sam’ân radhiyallâhu’anhu dari Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Ini adalah hadits palsu. Pada sanadnya, ada perawi yang bernama ‘Utsmân bin ‘Abdillâh asy- Syâmi.

Imam Ibnu ‘Adi rahimahullâh berkata tentangnya,

“Dia meriwayatkan hadits-hadits palsu dari perawi-perawi terpercaya”.

Imam ad-Dâruquthni rahimahullâh berkata:

“Haditsnya (riwayat orang ini) ditinggalkan, dia membuat hadits-hadits batil (palsu) dari syaikh-syaikh yang terpercaya”[13].

Hadist ini dihukumi sebagai hadits palsu oleh Syaikh al-Albâni rahimahullâh[14]. Hadits yang semakna dengan hadits di atas juga diriwayatkan dari beberapa Sahabat lainnya, akan tetapi semua riwayat tersebut lemah, bahkan sebagiannya sangat lemah, sehingga tidak mungkin dinisbatkan kepada
Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam [15].

Hadits Palsu (2)

 حَمْلُ الْعَصَا عَلَامَةُ الْـمُؤْمِنِ وَسُنَّةُ الْأَنْبِيَاءِ

Membawa tongkat adalah ciri orang yang beriman dan sunnah para Nabi

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Abu Syujâ ad-Dailami dalam Musnadul Firdaus (2/97 –Zahrul Firdaus) dengan sanadnya dari Anas bin Mâlik dari Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Hadits ini palsu. Sebab pada sanadnya terdapat perawi yang bernama Yahya bin Hâsyim al-Ghassâni. Orang ini divonis sebagai pendusta oleh Imam Yahya bin Ma’în[16]. Imam Ibnu ‘Adi rahimahullâh berkata,

“Dia suka memalsukan dan mencuri hadits”[17].

Hadits ini dihukumi sebagai hadits palsu oleh Imam al-Munâwi[18] dan Syaikh al-Albâni.[19]

[1] Lihat Silsilatul Ahâdîtsi adh-Dha’îfati wal Maudhû’ah 1/47
[2] Lihat keterangan Imam Ibnul Jauzi dalam al-Maudhû’ât 1/31
[3] Taisîrul Karîmir Rahmân hlm. 429
[4] Ushûlus Sunnah hlm. 2
[5] Ar-Raudhul Bâsim hlm. 33
[6] Dinukil Imam Ibnul Jauzi rahimahullâh dalam al-Maudhû’ât 1/46 dan as-Suyûthi dalam Tadrîbur Râwi 1/282
[7] HR. al-Bukhâri (no. 1229) dan Muslim no. 4
[8] Al-Maqâshidul Hasanah hlm. 36
[9] HR. Muslim no. 5
[10] Lihat keterangan Syaikh al-Albâni rahimahullâh dalam Silsilatul
Ahâdîtsi adh-Dha’îfati wal Maudhû’ah 1/49
[11] Al-Ihsân 1/210
[12] Silsilatul Ahâdîtsi adh-Dha’îfati wal Maudhû’ah 1/50
[13] Lisânul Mîzân 4/143-145
[14] Silsilatul Ahâdîtsi adh-Dha’îfati wal Maudhû’ah no. 2789
[15] Silsilatul Ahâdîtsi adh-Dha’îfati wal Maudhû’ah 6/303-305 dan
5/244-245
[16] Dinukil oleh Imam adz-Dzahabi dalam Mîzânul I’tidâl 7/224
[17] Al-Kâmil fi Dhu’âfâi ar-Rij âl 7/251
[18] Faidhul Qadîr 3/397
[19] Lihat Silsilatul Ahâdîtsi adh-Dha’îfati wal Maudhû’ah no. 535

(Majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XV)